Relokasi RPH Surabaya dan Bangun Museum Ampel
SURABAYA, MediaSindoRaya.com – MISI Pemkot Surabaya menjadikan Kota Pahlawan sebagai salah satu kota wisata rupanya makin tak terbendung. Sejumlah kawasan wisata yang mati suri dihidupkan.
Tahun depan lebih gencar lagi. Sport tourism alias pariwisata olahraga sudah dicanangkan di Lapangan Tembak dan Kedung Cowek. Kini Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel (KWRSA) pun tengah direvitalisasi.
”Tahun ini sudah mulai. Tapi, tahun depan baru bisa total,” ujar Kepala Bidang Gedung dan Bangunan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya Iman Maharhandono saat dihubungi, Minggu, 6 November 2022.

Dari pantauan Wartawan Media Sindo Raya saat berada di lokasi, area pedestrian pun sudah terlihat lebih rapi. Beberapa penerangan jalan umum (PJU) model baru sudah terpasang. Saluran air di badan jalan juga dikerjakan.
Bahkan, gapura sisi selatan ditutup. Aspal dibongkar untuk pembenahan saluran air. Terlihat sejumlah petugas bekerja dengan satu alat berat.
Saat ini revitalisasi masih fokus pada pembenahan dan penataan infrastruktur. Sembari operasional wisata tetap berjalan.
Rencananya, bangunan RPH Pegirian dialihfungsikan sebagai gedung pertemuan. Juga, dijadikan tempat museum Sunan Ampel.

Tujuannya, para wisatawan bisa sekaligus belajar sejarah tentang peran Sunan Ampel dalam menyebarkan Islam di Kota Surabaya dan sekitarnya.
Revitalisasi infrastruktur juga menyangkut penataan Terminal Ampel. Yakni, ditunjang fasilitas lain setara dengan Terminal Intermoda Joyoboyo. Seluruh kendaraan, baik motor, mobil, maupun bus wisata, bakal dipusatkan di sana.
Termasuk para pedagang kaki lima yang direlokasi ke tempat khusus di antara RPH Pegirian dan Terminal Ampel. Itu bakal tampak lebih rapi dan tertata.

Sementara itu, pedagang koridor bagian dalam juga akan lebih ditertibkan. Sebab, selama ini akses pejalan kaki terlalu sempit karena banyak pedagang yang berjualan di depan ruko.
”Itu rencana kami. Karena Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel kan memang khusus pejalan kaki. Jadi, biar gak terganggu,” jelasnya.
Alur keluar masuk para pengunjung pun segera ditata ulang. Mengingat, selama ini jalurnya jadi satu dan menumpuk. Dengan demikian, perlu dibedakan antara akses masuk dan keluar pengunjung. (Rev/D7/Muz)
